Kamis, 24 April 2008

AKU DIPANGGIL AGUS LANAK

Oleh Agustinus

Namaku Agustinus. Lahir di Senakin 11 April 1975. Namaku menipu bulan lahirku, tapi aku bukan penipu. Seharian aku dipanggil agus. Bosan juga punya nama pasaran seperti aku. Apalagi wajahku jelek minta ampun. Pernah aku pangkas rambut potongan ala tentara, tapi istriku marah luar biasa, katanya wajahku seperti Tukul Arwana pembawa acara 4 mata yang naik daun berkat kejelekannya yang dijelek-jelekan. Belakangan kuubah potongan rambutku ala jabric, ngikut anakku Ade yang jauh lebih ganteng dari papanya.
Aku menamai diriku dengan aguslanak setelah aku terjun kedunia politik ’murni’ tahun 2006 karena aku berasal dari Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Dunia politik itu banyak dikuasai oleh orang-orang yang berperilaku ’percis’ seperti binatang, rakus, buas, cerdik, licik, penjebak, Saat itu aku menusukkan duri-duri lanakku ke tubuh para demokrat tersesat aturan dan kutahu mereka bukanlah ’demokrat sejati’. Aku benci dengan permainan itu, meski aku tahu itu permainan. Aku tak sabar akhirnya duriku kusumpitkan kemana-mana dan mengenai setiap orang disekelilingku, banyak orang yang luka dan mati karena aku.
Awalnya aku adalah guru matematika non PNS alias swasta, yang nasibnya tak semujur PNS. Beda faham dilingkungan guru dan yayasan akhirnya aku dipecat tanpa pesangon satu rupiahpun di SMA Abdi Wacana. Kini kasus antara Aku melawan YPK GKE Cabang Resort Pontianak (Bejang, Cs anggota DPRD Sintang) tak kunjung tuntas ’menggantung’ di Mahkamah Agung Jakarta sejak tahun 2006 dan aku tak tahu mungkin seperti itulah gaya hukum di Indonesia. Aku pernah mengatakan kepada teman-temanku guru yang mengajar disana bahwa nasib mereka akan sama seperti saya bahkan akan jauh lebih buruk saat saya diberhentikan ’semena-mena’ oleh Bejang.
Lanak adalah bahasa kampungku menamai binatang Landak yang yang berbulu duri tajam. Lanak sulit sekali ditaklukan oleh binatang-binatang lain.Ukuran tubuhnya tidaklah terlalu besar sedang-sedang saja, bahkan lebih kecil dari binatang lain paling besar seukuran kucing. Binatang buas seperti harimau, buaya, ular sangat takut dengan lanak mekipun mereka binatang yang berbahaya. Singa yang dikenal Raja hutanpun akan takut memangsa lanak jika diterkam tangannya akan luka tertusuk duri yang berbisa, jika dimakan seluruh permukaan rongga mulutnya pun akan dipenuhi duri-duri lanak yang bisa membunuh. Satu satunya cara bila berhadapan dengan lanak adalah membiarkannya hidup dan menjadikannya teman untuk menyumpit lawan-lawan, singa, harimau, ular, buaya, monyet, dan binatang binatang lainnya. Binatang lain bila terkena duri lanak akan mati perlahan-lahan bila terkena duri lanak. Lanak paling pandai bersembunyi kemana saja sebisanya. Mudah masuk ke kandang binatang binatang dan menyelidiki gerak-gerik dan sepek terjang binatang buas. Akhirnya sifat lanak suatu saat bisa seperti perilaku binatang-binatang itu. Satu cara yang bisa menaklukan lanak adalah (Rahasia donk.................. ) karena aku bagian dari ~ aguslanak.

2 komentar:

the man from borneo mengatakan...

TANGKOMOK MA'AN YUNK'..............

the man from borneo mengatakan...

ah yang benar.........
bare ma'an yukng?.........